Atlet sepatu roda Bumi Batiwakkal, Rangga Putra, berhasil menyumbangkan dua medali perak di ajang PON XX Papua 2021. Harapan besarnya bercita-cita bisa tampil di kejuraan dunia di Eropa.
SUMARNI, Tanjung Redeb
Rangga Putra menjadi salah satu atlet sepatu roda yang berhasil mencatatkan prestasi di berbagai kejuaraan. Rangga memang rutin mengikuti berbagai kejuaraan nasional secara mandiri. Dirinya pun tak pernah absen menyumbang medali. Hingga mampu memberikan prestasi di PON Papua beberapa waktu lalu.
Menurut Rangga, bisa mengikuti pesta olahraga nasional di Papua, tentu memberikan kesan mendalam, sekaligus menambah jam terbangnya di ajang-ajang bergengsi tingkat nasional.
"Kurang lebih dua tahun persiapan untuk bisa ikut PON ini. Karena sangat harus fokus latihan, hingga hampir tidak bisa ikut-ikut kejurnas lagi," ujarnya.
Selain itu, menurut Rangga, di PON dirinya bisa langsung berhadapan dengan atlet-atlet terbaik yang dikirim seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
"Dan juga PON Papua tahun ini sekaligus jadi ajang perdana bagi saya semenjak menjadi atlet profesional sepatu roda Kaltim," ucap lelaki kelahiran 28 Maret 2003 ini.
Berbicara soal suka-dukanya, kata Rangga sebenarnya banyak hal. Yang pasti, dirinya sangat bersyukur bisa membawa nama Kaltim di level nasional dan mempersembahkan medali. Namun harus dimulai dengan usaha kerasnya saat persiapan menuju PON Papua yang dijalaninya selama dua tahun.
"Ya contohnya saya harus latihan di Jakarta, jauh dari keluarga. Selama jalani latihan, ya yang semua atlet pasti harus jatuh bangun. Bosan, jenuh, bahkan bisa sampai muntah ataupun menangis," jelasnya.
Menurut Rangga, berjuang dan bersaing hingga mampu menyumbang medali untuk Kaltim, menjadi catatan yang sangat berkesan baginya. Selain itu bisa berangkat ke Papua dan cukup banyak mendapat kenalan baru, berbagi cerita dengan orang-orang asli Papua, juga memberikan pengalaman tak terlupakan bagi Rangga.
Selama berjuang di PON, dirinya banyak mendapat motivasi-motivasi dan doa-doa dari orangtua, pelatih-pelatih, keluarga, serta teman-temannya. “Karena jika dibilang berat, sudah pasti setiap penyelenggaraan PON itu berat. Karena PON adalah pertandingan yang kastanya paling tinggi di Indonesia,” katanya.
"Jadi pasti bebannya cukup berat dan tanggung jawabnya juga besar. Dan itu pasti dirasakan semua atlet," ucapnya.
Walau hanya berhasil membawa pulang medali perak, Rangga sebenarnya sudah berhasil melampaui targetnya di PON. Karena secara pribadi, dirinya memiliki target hanya untuk bisa menembus tim sepatu roda Kaltim di ajang PON Papua.
"Jadi saya sebisa mungkin enjoy saja selama masa persiapan menuju PON ini. Tapi alhamdulillah ternyata saya bisa mendapatkan rezeki medali perak di PON Papua," tuturnya.
Setelah ini Rangga masih harus persiapkan diri mengikuti Porprov 2022 mendatang. Bukan hanya itu, dirinya juga harus bersiap mengikuti seleknas di awal tahun depan. "Dan kejurnas-kejurnas lainnya," katanya.
Rangga sendiri juga mempunyai harapan begitu besar dari cabang sepatu roda. Yakni bisa tampil di kejuaraan dunia yang ada di Eropa. Makanya Rangga selalu tak pernah absen mengikuti kejuaraan. Dan selalu menyumbangkan medali.
"Dari 2015 sampai 2018 itu biaya sendiri didampingi orangtua, mengejar prestasi banget sampai semua kejurnas diikuti, cuma jeda seminggu-seminggu saja," katanya.(bersambung/udi)