TANJUNG REDEB – Sektor pariwisata ditargetkan menjadi pengganti batu bara sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar untuk Kabupaten Berau, namun seberapa besar dukungan untuk mewujudkan cita-cita itu?

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau Masrani, total anggaran Rp 12 miliar yang didapatkannya tahun ini jauh dari kata cukup.

Bagaimana tidak, anggaran tersebut harus sudah dipotong Rp 5 miliar hanya untuk belanja rutin yakni gaji pegawai. Sementara sisanya, sekitar Rp 7 miliar harus dibagi untuk empat bidang yakni pemasaran dan kerja sama, pengembangan destinasi wisata, usaha jasa, sarana pariwisata dan ekonomi kreatif, serta bina nilai budaya dan seni.

“Ya cukup berat dengan anggaran seperti itu,” ujarnya, Minggu (28/11).

Dia mengklaim kalau pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin dalam membantu pengembangan pariwisata di Bumi Batiwakkal di antaranya dengan Sumber Daya Manusia (SDM), penambahan fasilitas sarana dan prasarana di beberapa tempat wisata. Namun, belum maksimal.

“Agak sulit pastinya dengan anggaran minim, sementara kami dituntut mendongkrak pariwisata,” bebernya.

Dicontohkannya juga, pihaknya mengusulkan untuk penambahan fasilitas di Pulau Kakaban supaya semakin menarik minat wisatawan untuk datang, namun hanya diberikan Rp 2 miliar di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Berau tahun 2022.

Parahnya lagi, anggaran itu juga harus dibagi untuk ke area Kampung Teluk Sulaiman, dan wisata Air Panas Bapinang. “Dengan Rp 2 miliar itu kita upayakan untuk dicukup-cukupkan,” katanya.

Katanya, berbicara mengenai pengembangan pariwisata, tentu tidak bisa dengan uang sedikit. Sumber Daya Alam (SDA) Berau sudah tidak diragukan lagi keindahannya, untuk sektor pariwisata. “Kita upayakan untuk maksimal. Bagaimana caranya, ya berjalan saja,” tambah Masrani.

Disebutnya juga, untuk menjadikan Pulau Maratua sebagai wisata unggulan dunia memerlukan paling sedikit Rp 70 miliar.

Namun sangat disayangkan, anggaran yang minim menghambat pembangunan di sektor wisata. Sehingga cita-cita dari pimpinan Berau ingin memajukan pariwisata, dan menjadikannya sebagai pengganti pertambangan, sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar saat ini yakni di atas 60 persen masih cukup sulit.

“Semoga anggaran bisa meningkat tahun 2023. Kita pahami, mungkin karena kemarin sempat terkuras akibat pandemi. Perlu dukungan semua pihak termasuk pihak ketiga untuk mewujudkan hal itu,” ujarnya. (hmd/sam)