TANJUNG REDEB – Jika sebelumnya hanya Kampung Merasa, Kecamatan Kelay, kini empat kampung lain yakni, Siduung Indah Kecamatan Segah, Tumbit Dayak, dan Long Lanuk Kecamatan Sambaliung, juga Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur mulai terendam.
Bahkan disebut Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Azkar, saat ini Kampung Bena Baru Kecamatan Sambaliung juga berpotensi menyusul lima kampung lainnya.
“Yang cukup tinggi di Kampung Tumbit Dayak, karena daerah rendah,” ujarnya. Melihat ancaman itu katanya, BPPD pun sudah turun ke lokasi untuk melakukan pemantauan. Adapun evakuasi belum dilakukan, karena warga masih bertahan di dalam rumah yang rata-rata merupakan rumah panggung, sehingga air belum masuk ke dalam rumah.
“Kalau masuk belum, karena rumah panggung kan,” paparnya. Saat ini pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak kampung, apabila air terus mengalami kenaikan sebaiknya segera melakukan evakuasi terhadap warga, terlebih curah hujan yang cukup tinggi di kawasan hulu, berpotensi menambah debit air ke hilir.
“Tahun ini sudah dua kali terendam banjir, kemarin itu kisaran bulan Mei,” ujarnya. Azkar menambahkan, banjir ini disebabkan oleh tingginya curah hujan merupakan banjir tahunan, yang kerap melanda kampung-kampung tersebut.
Berdasarkan pantauan pihaknya juga katanya, saat ini arus sungai mulai cukup deras. Karena itu pihaknya menyarankan warga menggunakan perahu jika ingin pergi ke ladang dan lainnya.
Sementara itu, Manajer Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Tanjung Redeb, Moch Dedy Iswantoyib, menyebut pihaknya sudah bersiaga di lokasi untuk memastikan debit air.
Di daerah-daerah rawan banjir itu sebutnya terdapat puluhan gardu listrik, karena itu jika dinilai membahayakan masyarakat, pihaknya akan segera melakukan pemadaman listrik. “Tapi sampai sore ini belum kita lakukan pemadaman,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Kampung Tumbit Dayak, Achmad Jamlan mengaku kalau banjir kali ini belum separah banjir Mei lalu, bahkan air cukup cepat surut. Namun diakuinya, saat ini setidaknya sudah ada 15 rumah yang terendam.
Selama tidak ada hujan dari daerah hulu sebutnya, tidak akan berpengaruh pada bagian hilir. “Semoga daerah sana tidak hujan. Kalau hanya hujan di Tumbit Dayak itu tidak berpengaruh apapun," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) Siduung Indah, Lugan mengatakan, air mulai naik sejak Senin (29/11) dan hingga kini masih menggenangi kawasan yang rendah. Belum ada tanda-tanda air akan surut.
“Ya kalau dalam satu dua hari ke depan hujan terus di hulu, tentu akan kembali naik,” bebernya.
Terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Berau, Tekad Sumardi menuturkan, memang sejak November hingga April mendatang curah hujan meningkat akibat fenomena La Nina.
“Sebarannya itu November, Desember, dan Januari meningkat curah hujan, Februari turun, kemudian Maret hingga April kembali meningkat,” bebernya.
Tekad menambahkan, masyarakat khususnya di bagian hilir diminta untuk waspada, terlebih saat ini debit air terus meningkat. Efek dominonya adalah, jika kampung yang berada di kawasan hulu mengalami kebanjiran, maka dampak buruk akan diterima di kawasan hilir.
“Sistem air itu kan ikut aliran turun, jadi waspada bagian hilir, apalagi saat ini puncaknya musim hujan,” pungkasnya.(hmd/sam)