TANJUNG REDEB - Ditundanya Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) tahun depan menjadi kerugian bagi sejumlah cabang olahraga (cabor). Terutama atlet yang tidak bisa lagi ikut ambil bagian karena keterbatasan usia maksimal.

Menurut Ketua Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Berau, Iwan Rifani Wijaya mengatakan, sebenarnya sangat kecewa pergelaran ajang tingkat pelajar itu harus ditunda tahun depan. Pasalnya, dua atlet terbaiknya bahkan berpotensi menyumbang prestasi terpaksa gagal bertanding.

"Yang jelas sangat kecewa sekali, karena atlet sudah dipersiapkan semaksimal mungkin. Apalagi sangat potensi sumbang medali," ujarnya kepada Berau Post, kemarin (1/12).

Lanjut diakui Iwan, jika terjadi penundaan ajang seperti ini tentu yang pasti atlet yang batas usia bisa bermain tahun ini tentu dipastikan tidak akan bisa bermain di tahun depan. "Hal ini sebenarnya yang cukup bisa mempengaruhi mental pemain untuk berlatih," tegasnya.

Kendati demikian, dua atletnya yang terdiri 1 atlet putra dan 1 atlet putri lulus tahun depan. Terpaksa posisi mereka harus digantikan dengan atlet lainnya. Meski sebenarnya pihak pengurus prihatin terhadap keputusan mundurnya Popda tersebut.

"Solusinya pasti mengganti atlet, namun kami sebagai pengurus merasa kasihan juga karena atlet yang sudah berlatih tidak bisa memperkuat kontingen  bertanding di Popda nanti," bebernya.

Hal itupun pasti juga dialami sebagian  cabor naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Berau yang ambil bagian di Popda. "Saya rasa mereka (cabor) juga sama, pasti kecewa dan menyayangkan atlet yang dinilai berpotensi harus gagal berjuang di Popda tersebut," tutupnya.

"Meski begitu kami tetap optimistis memberikan yang terbaik dan berusaha semaksimal mungkin untuk daerah. Dengan latihan intensif tentunya," tutupnya. (mar/arp)