TANJUNG REDEB – Banjir dibeberapa kampung di Kecamatan Segah kini mulai surut, menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Thamrin, air rata-rata sudah di bawah 1,5 meter, kemarin (17/12).

Akibat banjir itu disebutnya, pertanian dan perkebunan warga paling terdampak. “Kalau data luasan kita belum pegan, karena masih pendataan,” ujarnya.

Kata Thamrin, banyak kebun sawit warga yang belum sempat diangkut terendam banjir, begitu juga hasil kebun seperti nanas, semangka dan lainnya. Untuk sektor pertanian, paling berimbas adalah padi. Warga banyak yang belum panen, namun sudah terendam banjir.

“Begitu juga kerugiannya, sulit untuk ditaksir berapa karena area yang terendam cukup luas, menggungu surut dulu baru bias diperkirakan berapa,” ucapnya.

Hingga kini, masih ada 30 kepala keluarga (KK) di Kampung Tepian Buah saat ini masih mengungsi di rumah keluarga mereka yang lebih tinggi, mengingat Kawasan rumah mereka masih terendam.

Pihaknya pun masih terus melakukan pemantauan terkait perkembangan banjir. “Kita ke lapangan dan terus berkoordinasi dengan aparatur kampung, TNI dan Polri,” ujarnya.

Adapun banjir di Kampung Tumbit Dayak dan Tumbit Melayu statusnya masih tetap waspada, mengingat curah hujan masih cukup tinggi di kawasan hulu. Jika lengah, dikhawatirkan banjir akan menerjang dan warga tidak ada persiapan apapun. “Status di sana (Kampung Tumbit Dayak dan Tumbit Melayu, red) belum berubah,” paparnya.

Karena potensi banjir meninggi masih ada, pihaknya pun tetap menempatkan personel di sejumlah kampung yang terendam guna mengantisipasi air tiba-tiba naik dan terus melakukan pemantauan debit air.

“Tetap ada di sana, kita khawatirkan jika malam hari air semakin naik. Semoga saja di hulu tidak hujan,” pungkasnya. (hmd/sam)

 

//OPENN//

IST

BUTUH BANTUAN: Masyarakat terdampak banjir di Kecamatan Segah. Perusahaan-perusahaan swasta diharapkan bisa menyalurkan bantuan untuk warga.

 

Untuk Warga Terdampak Banjir di Segah ==sub

TANJUNG REDEB – Bupati Berau Sri Juniarsih, menginstruksikan agar pihak perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan maupun pertambangan, segera bergerak membantu korban banjir di Kecamatan Segah.

Untuk itu juga, dirinya telah menginstruksikan jajarannya yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau melakukan pendataan, untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan korban banjir, lalu mengkoordinasikan hal tersebut kepada Dinas Sosial.

Kebutuhan utama masyarakat menurutnya perlu menjadi perhatian serius. Khususnya ketersediaan kebutuhan pokok bagi warga yang mengungsi, dan belum bisa kembali ke rumahnya masing-masing.

“Tentu banyak bantuan yang dibutuhkan masyarakat di daerah banjir ini. Saya meminta dan mengajak semua perusahaan turut serta memberikan bantuannya,” ungkapnya.

Dia juga menghimbau masyarakat khususnya yang bermukim di bantaran Sungai Segah maupun Sungai Kelay untuk selalu waspada, dan melakukan deteksi dini dengan luapan air yang berdampak pada genangan di pemukiman hingga masuk ke rumah warga.

Juga selalu mengawasi anak-anak agar dalam posisi yang aman dari bahaya banjir. Segera mencari daerah yang lebih tinggi ketika banjir terus meluas. Namun dia tentu berharap, agar banjir ini dapat segera surut, sehingga aktivitas masyarakat kembali normal.

“Kami memantau terus perkembangan setiap kampung. Saya juga mengimbau agar masyarakat selalu waspada dan deteksi dini di wilayahnya masing-masing,” tandasnya.

Hal senada disampaikan Ketua DPRD Berau, Madri Pani. Dia meminta seluruh perusahaan harus bergerak meminta data kepada BPBD Berau, guna merincikan apa saja yang dibutuhkan oleh warga terdampak banjir.

Menurutnya, bantuan utama yang sangat dibutuhkan saat ini tentu makanan siap saji, obat-obatan, juga air bersih. “Harus bergerak cepat, inikan untuk masyarakat,” katanya.

Selain itu, dia turut menyinggung soal penyebab banjir, di mana menurutnya ada beberapa faktor yang membuat banjir di sana terjadi, di antaranya curah hujan, kondisi panjang sungai dan fitur alaminya, kedalaman dan lebar sungai.

Menurutnya, kedalaman sungai jelas berubah akibat sedimentasi yang diakibatkan penebangan hutan, kemudian, karena itu dengan adanya penebangan hutan, hujan yang cukup parah, air terbawa ke sungai, dan menyebabkan tonase air bertambah dan banjir.

“Kita butuh solusi untuk mengatasi banjir ini. Kasihan masyarakat yang akan menjadi korban jika terus dibiarkan,” bebernya.

Sementara, Kepala Dinas Sosial (Disnsos) Berau, Totoh Hermanto menuturkan, pihaknya masih harus melakukan pendataan berapa jiwa yang terdampak banjir. Diakuinya, pihaknya baru akan turun ke daerah banjir hari ini (18/12) untuk melakukan pendataan.

“Dinas sosial harus menghitung dulu. Mungkin untuk bantuan seperti tenda maupun alat masak untuk dapur darurat sudah tersedia, jika memang dibutuhkan bisa langsung diangkat kesana. Untuk sembako kita tidak memiliki cadangan tetapi kita usahakan akan berkoordinasi dengan BPBD,” pungkasnya.(hmd/sam)