TANJUNG REDEB – Dari 100 kampung di 13 kecamatan di Kabupaten Berau, hingga kini masih ada 28 kampung yang belum menikmati layanan listrik 24 jam dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Salah satu kampung yang memiliki cukup banyak KK yakni 250 KK ialah Kampung Tabalar Muara. Hingga kini disebut Kepala Kampung Tabalar Muara, Jalaluddin, masyarakat di sana pun hanya bergantung pada generator set (genset) untuk mendapatkan listrik.
Itu juga yang memiliki uang lebih untuk membeli genset. Padahal kampung tetangganya yakni Biatan Bapinang sudah merasakan nikmatnya listrik dari PLN selama 24 jam. “Kami belum merdeka sepenuhnya,” ujarnya kepada awak Berau Post belum lama ini. Sulitnya lagi, warga yang mengandalkan genset menggunakan solar pun kerap kesulitan mendapatkan bahan bakar.
Akibatnya, masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan, harus membeli es batu dari kampung sebelah jika ingin ikan-ikan tangkapannya tetap segar dibawa ke Kecamatan Tanjung Redeb. “Di sini pakai genset saja kadang susah untuk dapat solarnya. Kalau beruntung dapat solar bisa menikmati listrik sampai 6 jam,” sebutnya.
BeberJalaludin, permasalahan listrik sejatinya selalu disampaikan pihaknya bahkan kepala-kepala kampung sebelum dirinya saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), namun hingga kini belum ada realisasi apapun dari pihak terkait usulan mereka.
Karena hal itu pula, pihaknya merasa dianaktirikan oleh Pemkab Berau. “Sudah capek rasannya kita usulkan,” katanya.
Dia berharap, adanya upaya yang dilakukan pemerintah untuk membantu agar warganya bisa merasakan kenikmatan sambungan listrik, sama seperti warga di kampung-kampung lainnya.
“Sekarang ini agak susah juga solar, makanya lampu menyala paling hanya 4 jam saja,” ujarnya.
Agar sambungan sambungan PLN bisa masuk pun katanya, warga sudah sepakat untuk menghibahkan sedikit lahannya jika memang diperlukan untuk pemasangan tiang listrik. “Warga siap, kami sudah koordinasi, memang itu harapan warga,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Manajer Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Tanjung Redeb, Moch Dedy Iswantoyib menuturkan, memang ada beberapa kampung yang belum teraliri listrik dari PLN.
Katanya, ada beberapa kendala yang harus dihadapi oleh pihaknya jika Berau untuk ‘menyetrum’ seluruh kampung di Bumi Batiwakkal.
“Kalau sampai 100 persen belum bisa kami berikan kepastian jawaban kapan waktunya. Karena desa yang belum berlistrik saat ini ada beberapa geografisnya sulit untuk dijangkau,” ucapnya.
Dicontohkannya Kampung Balikuku yang termasuk pulau terluar. Kemudian kampung di Kecamatan Kelay, yang lokasinya cukup jauh, dan medan yang dilalui juga cukup sulit.
“Akan tetapi sudah kami sampaikan semua data tersebut dan lokasinya agar bisa dipertimbangkan untuk dialiri, akan tetapi semua keputusan berada di unit induk atau pusat,” paparnya.(hmd/sam)