TANJUNG REDEB — Sebanyak 10 kampung di Kabupaten Berau, dinobatkan menjadi kampung terbaik tahun 2021.Beruntungnya, kampung terbaik tersebut mendapat guyuran anggaran tambahan hingga Rp 350 juta.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Berau, Ilyas Natsir menuturkan, dari 100 kampung yang ada di Berau, ada 10 kampung pilihan yang dianggap berhasil dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kampung tersebut mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp 100 juta hingga Rp 350 juta.
"Ini sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah daerah terhadap kinerja kepala kampung," tuturnya, Senin (3/1).
Lebih lanjut ia menjelaskan, 100 kampung di Kabupaten Berau mendapat penilaian oleh tim dari DPMK dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), hingga terpilih 10 kampung terbaik. Dikatakan Ilyas, berbagai macam aspek masuk dalam penilaian. Seperti serapan dan penyaluran anggaran daerah, peningkatan Indeks Desa Membangun (IDM), keberhasilan Badan Usaha Milik Kampung (BUMK), Pendapatan Asli Kampung (PAK) yang maksimal.
"Sedikitnya ada 10 aspek yang dinilai, peningkatan IDM itu dinilai misalnya apakah ada peningkatan status kampung dari berkembang menjadi maju," jelasnya.
Sementara itu, Plt Kepala BPKAD Berau, Maulidiyah membenarkan bahwa kampung terbaik akan mendapatkan anggaran tambahan sebesar Rp 350 juta. Sementara peringkat kedua mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp 200 juta, peringkat ketiga mendapat anggaran tambahan sebesar Rp 150 juta.
"Untuk kampung peringkat 4 hingga sepuluh akan mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp 100 juta," tuturnya.
Ia mengatakan, 10 kampung terpilih dinilai sangat baik dalam aspek administrasi pemerintahan, pengelola keuangan dan pembangunan kampung. “Dilihat juga pengalokasian dana kampung apakah sesuai dengan perencanaan di awal,” tandasnya.
Kampung Sumber Agung dinobatkan menjadi kampung terbaik, kemudian disusul Kampung Biatan Ilir, Tumbit Dayak, Campur Sari, dan Tanjung Batu. Kepala Kampung Sumber Agung, Edi Santoso menjelaskan, Kampung Sumber Agung memiliki Pendapatan Asli Kampung (PAK) yang cukup besar, mencapai Rp 750 juta pada 2021 yang berasal dari sektor perkebunan kelapa sawit. Dan ditargetkan pada 2022 mencapai Rp 1 miliar.
“Sebenarnya kebun sawit milik kampung sudah lama dimulai dan sekarang sudah menghasilkan. Jadi kebun dikelola oleh Badan Usaha MIlik Kampung (BUMK) dan mempekerjakan warga asli Kampung Sumber Agung. Artinya kami berupaya mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan warga,” pungkasnya.(hmd/har)