TANJUNG REDEB — Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Puskesmas Bugis, dan Polres Berau, pada Senin (17/1) melakukan vaksinasi anak usia 6-11di beberapa sekolah dasar (SD) yang berada di Tanjung Redeb.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi, vaksinasi anak ini dilakukan setelah capaian vaksin umum di atas 70 persen dan Lansia 60 persen. Karena kedua syarat tersebut sudah terpenuhi, lanjutnya, maka Kabupaten Berau akan memulai vaksinasi anak 6-11 tahun.
“Sasaran kita kurang lebih kisaran 33 ribu anak. Diharapkan Januari sampai Februari bisa selesai,” kata Iswahyudi.
Dikatakannya, vaksinasi anak ditargetkan sebulan karena pada Maret hingga April nanti akan kembali dilakukan vaksinasi campak pada anak-anak sekolah dasar. Kedua vaksin ini menurutnya sangat penting. “Kita berusaha melakukan sedini mungkin, sehingga tidak bertabrakan,” ucapnya.
Terkait dengan syarat vaksinasi terhadap anak. Secara kesehatan, jelas memenuhi syarat, karena anak-anak jarang ada tensi dan komorbid, terkecuali penyakit tertentu, seperti auto imun, itu yang perlu diwaspadai.
Iswahyudi menjelaskan, vaksinasi anak dilakukan di beberapa sekolah. Masing-masing SDN 007 Tanjung Redeb sebanyak 500 dosis, SDN 002 Tanjung Redeb sebanyak 400 dosis, SDN 001 Sambaliung 500 dosis dan SDN 003 Gunung Tabur 500 dosis.
“Vaksin yang digunakan Sinovac. Kita lebih gunakan Sinovac karena ini yang cocok untuk anak-anak. Stok kita memang tidak banyak, sehingga yang umum, bisa menggunakan jenis vaksin lainnya, seperti Sinopharm, Moderna dan Astra Zeneca,” bebernya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Berau, Murjani mengatakan, tahap awal ini, ada empat sekolah dasar yang melakukan vaksinasi. Keempat sekolah tersebut yakni SD 002 Tanjung Redeb, SD 007 Tanjung Redeb, SD 001 Sambaliung dan SD 003 Gunung Tabur.
Murjani mengatakan, pihaknya mendukung penuh pelaksanaan vaksinasi anak ini. Karena Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) sudah diberlakukan, dan anak-anak aktif bermain. Sedangkan suntikan vaksinasi dapat mencegah penularan Covid-19 dan menambah imun bagi anak-anak.
“Kami mendukung penuh. Tetapi, sebelum divaksin, harus ada persetujuan dari orangtuanya, dan kesehatan si anak wajib dicek,” kata Murjani.
Dilanjutkan Murjani, di Berau terdapat 172 sekolah dasar. Namun ia yakin, dalam sebulan pelaksanaan vaksinasi anak-anak sekolah dasar, bisa diselesaikan. “Kita optimistis ya, kita juga lakukan pengecekan terhadap sekolah-sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih mengatakan, saat ini pemerintah terus menggenjot vaksinasi terhadap anak. Dari data yang diperolehnya, untuk hari pertama ini, sekira 2.000 anak sudah divaksin tahap pertama.
“Jumlah totalnya yang akan divaksin itu kisaran 33 ribu anak usia 6 hingga 11 tahun,” ujarnya.
Ia memberikan target kepada Dinas Kesehatan dalam jangka vaksinasi anak rampung dilaksanakan. Mengingat, pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) sudah mulai diberlakukan.
"Terkait permasalahan minimnya vaksin di Berau, kita akan minta kepada pemerintah pusat, agar memberikan kuota lebih ke Berau. Agar anak-anak bisa divaksin 100 persen,” ujar Sri Juniarsih.
Sri Juniarsih mengingat Dinas Kesehatan agar rutin melakukan vaksinasi jemput bola. Sehingga masyarakat Berau bisa divaksin 100 persen dan tidak mengacu pada angka standar nasional yakni untuk umum 70 persen dan lansia 60 persen. “Terus genjot vaksinasi, agar Berau bebas dari Covid-19,” ucapnya.
Junita Hutapea salah seorang orangtua siswa di SD 007 Tanjung Redeb mengatakan, dirinya pernah terpapar Covid-19 beberapa bulan lalu. Kemudian sembuh dan dilakukan vaksinasi, dirinya merasakan perbedaan setelah dan sebelum dilakukan vaksinasi, daya tahan tubuh lebih kuat. "Saya menemani anak saya untuk vaksin, karena sekeluarga sudah vaksin,” ujarnya.
Ia mengaku tidak khawatir anaknya divaksin Covid-19, terlebih saat ini anaknya sudah melakukan pembelajaran tatap muka. Ia menilai, dengan divaksin, imun anaknya akan semakin kuat. “Saya setuju anak saya divaksin,” jelasnya.
Sementara itu, Kezia Letifa, salah seorang pelajar di SD 007 Tanjung Redeb mengatakan, dirinya berani untuk divaksin, setelah diberikan pemahaman oleh orangtuanya. Awalnya ia takut untuk divaksin. Ia mengaku hingga beberapa menit usai divaksin tidak merasakan apapun. Ia pun terlihat aktif bermain bersama dengan teman-temannya. “Gak terasa apa-apa,” tutupnya.(hmd/har)