TANJUNG REDEB – Januari merupakan puncak fenomena La Nina, untuk itu disebut Forecaster (Peramal Cuaca) BMKG Berau Suryadi, memang membuat hujan dengan intensitas tinggi kerap terjadi, termasuk di Kabupaten Berau.

Bahkan katanya, kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi setidaknya hingga awal April mendatang. “Kenapa saat ini sering terjadi hujan dan cuaca tidak menentu? Karena memang ini adalah puncaknya La Nina,” ujarnya kepada Berau Post, Jumat (21/1).

Jelasnya, berdasarkan pemantauan terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menunjukkan bahwa saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0.61 pada dasarian.

Kondisi ini berpotensi terus berkembang, sehingga harus segera bersiap menyambut kehadiran La Nina 2021/2022 yang diprakirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang.

Didasarkan pada kejadian La Nina tahun 2020 lalu juga, hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November hingga Januari terutama di wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, hingga NTT, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan, maka La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 hingga 70 persen di atas normalnya.

“Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut, maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi,” sambungnya.

Terpisah, Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan, Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Berau Nofian Hidayat, mengatakan, terjadinya curah hujan yang tinggi mengakibatkan beberapa titik terjadi banjir hingga masuk ke permukiman masyarakat.

Bahkan katanya, dampak dari fenomena tersebut sempat terjadi di wilayah perkotaan hingga pesisir tahun lalu, di mana terjadi angin kencang disertai hujan. “Sempat tahun lalu terjadi fenomena La Nina yakni angin puting beliung disertai hujan yang sangat deras di wilayah pesisir,” ungkapnya.

Saat ini diungkapkannya, ada beberapa wilayah yang harus waspada dampak La Nina. Khususnya di wilayah pesisir seperti Talisayan hingga Bidukbiduk.

Kemudian pesisir utara seperti Pulau Maratua hingga Derawan. Masyarakat setempat diminta waspada dan berhati-hati ketika hujan turun. Pasalnya jika hujan mengguyur sangat berpotensi disertai angin kencang.

“Yang paling riskan itu adalah wilayah Balikukup dan Batu Putih yang sering terjadi angin puting beliung,” katanya.

Di wilayah perkotaan Nofian menyebut, bahaya yang mengintai adalah longsor. Mengingat banyak pegunungan seperti di Kecamatan Teluk Bayur.

“Di Kelurahan Rinding bisanya yang sering terjadi longsor, tetapi semoga saja itu tidak terjadi, dan saya meminta juga tetap selalu waspada,” imbuhnya.(aky/sam)