TANJUNG REDEB – Para pengguna transportasi udara di Kabupaten Berau terus mengeluh. Mulai dari minimnya maskapai yang beroperasi di Bandara Kalimarau, hingga berimbas pada harga tiket yang turut naik.
Ketua DPRD Berau, Madri Pani mengaku mendapat permintaan tolong dari masyarakat, agar persoalan ini bisa diatasi. Pasalnya, kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu. "Saya menyampaikan aspirasi masyarakat," katanya.
Keluhan itu didapatnya mulai dari lewat pesan singkat maupun langsung bertandang ke rumah dinasnya. Bahkan, ada seorang nelayan yang terpaksa menunggu lama, agar lobsternya bisa terkirim ke luar daerah. Sementara lobster yang terlalu lama terkena es, membuat kualitasnya menjadi turun.
Karena itu, ia meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau harus memiliki solusi untuk mengatasi masalah ini. "Saya mintalah bupati dan wakil bupati bisa melakukan lobi-lobi kepada maskapai, agar bisa kembali beroperasi di Berau," tuturnya.
"Jangan persulit masyarakat. Kita yakinkan ke mereka (maskapai,red) bahwa Berau aman," sambungnya.
Perlu diketahui, saat ini pelayanan transportasi udara di Bandara Kalimarau hanya dilayani dua maskapai. Yakni Wings Air dan Susi Air. Namun hanya Wings Air yang melayani rute ke luar Berau, sementara Susi Air hanya melayani penerbangan dari Kalimarau ke Bandara Maratua.
Dengan tersisa satu maskapai yang melayani penerbangan ke daerah lain, Politisi NasDem ini menganggap sangat merugikan masyarakat. Sebab, selain harga tiket yang tidak lagi kompetitif, masyarakat yang ingin melakukan penerbangan harus mengantre, karena kapasitas pesawat ATR 72 milik Wings Air juga terbatas.
“Kami tidak menampik untuk harga tiket juga lumayan mahal, belum lagi harus mengantre,” ujarnya.
Apalagi sebelum pandemi Covid-19, penerbangan di Kabupaten Berau banyak dilayani maskapai. Seperti Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, hingga Batik Air. “Saat ini Berau sudah PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) level I. Itu bisa dijadikan pertimbangan untuk menarik kembali maskapai melayani penerbangan ke Berau,” harapnya.
Pada akhir tahun lalu, Wakil Bupati Berau Gamalis sempat melakukan pertemuan dengan manajemen Air Asia, usai bertemu dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno, di Jakarta, Jumat (17/12/2021).
Dihadapan Head off Gov Relation Air Asia, Eddy Krismeidy, Gamalis kala itu berdiskusi terkait kondisi penerbangan ke Bumi Batiwakkal yang saat ini hanya dilayani satu maskapai, dari sebelumnya ada lima.
Ia menyampaikan, Air Asia yang pernah mendarat di Kalimarau dengan penerbangan carter, memiliki peluang untuk melayani rute reguler. Masuknya Air Asia diharapkan Gamalis memberikan pilihan maskapai bagi masyarakat yang bepergian via udara.
Terlebih dengan pesawat berbadan lebar airbus seri 320 yang dioperasikan Air Asia. Selain itu juga akan memberikan pengaruh pada tiket pesawat yang saat ini cukup tinggi. “Ini harapan masyarakat Berau agar ada maskapai lain melayani penerbangan ke Kalimarau, sehingga ada pilihan maskapai dan harga yang diharapkan lebih murah,” ungkapnya saat itu.
Apalagi disebutnya, Air Asia memiliki banyak program dalam mendukung promosi pariwisata, hal ini tentu sejalan dengan apa yang juga diseriusi Pemkab Berau. Terlebih wisata bahari di Pulau Maratua yang akan turut dipromosikan sebagai opsi kunjungan negara peserta G20 dengan wisata khusus diving. “Bertambahnya maskapai diharapkan nantinya akan turut mendongkrok kunjungan wisata ke Berau,” ucapnya.
Penyampaian Gamalis pun mendapat respons positif Head off Gov Relation Air Asia, Eddy Krismeidy. Terlebih saat ini Air Asia memang tengah fokus mengembangkan penerbangan domestik, juga masih tetap ada beberapa penerbangan luar negeri.
Pihaknya berjanji segera menindaklanjuti hal tersebut bersama tim, melakukan analisis peluang dibukanya rute penerbangan secara reguler. “Mudah-mudahan analisa kita bagus dan bisa segera eksekusi dengan membuka penerbangan ke Berau,” ucapnya. (hmd/arp)