TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DMPK) Berau Ilyas Natsir, minta pemerintah kampung memaksimalkan potensi kampung untuk meningkatkan Pendapatan Asli Kampung (PAK).

Berdasarkan data yang dimilikinya, saat ini pendapatan yang masuk menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK) jumlahnya dari terkecil Rp 10 juta hingga Rp 1 miliar.

Katanya, dibutuhkan elaborasi dan kolaborasi antar-pemerintah kampung untuk bersama mengembangkan potensi yang ada.

“Pendapatan kampung terbesar itu dari sektor perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Sumber Agung, Kecamatan Batu Putih,” katanya diwawancara, Jumat (28/1).

Untuk meningkatkannya juga diingatkannya, bisa dengan memaksimalkan BUMK untuk menggali potensi yang ada seperti wisata.

Selain bisa menarik retribusi dari wisatawan, warga juga bisa menjual makanan, mengembangkan buah tangan, hingga membuka penginapan.

“Jadi misalnya di Kampung Teluk Semanting, di sana kan ada mangrove yang mulai dikelola oleh masyarakat,” tuturnya.

Dia juga berharap, ke depannya setiap BUMK tak cuma mampu mengembangkan potensi yang dimiliki, tetapi juga bisa saling menopang. Contohnya Kampung Pulau Derawan yang banyak wisatawan datang bisa menjual dan mempromosikan cokelat dari Kampung Merasa atau Batik dari Maluang.

Memang diakuinya, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki saat ini belum mumpuni untuk membuat industri besar, namun jika semua pihak saling bekerja sama, bukan tidak mungkin hasil yang didapatkan menjadi optimal.

“Masing-masing kampung kan sudah diberi anggaran dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Manfaatkan lah juga untuk melaksanakan pelatihan, untuk meningkatkan kualitas SDM di kampung,” katanya.(hmd/sam)