PULAU DERAWAN – Perairan Berau kembali kedatangan tamu. Manusia perahu, menjadi tamu yang tak asing bagi masyarakat Bajau yang menghuni wilayah perairan Bumi Batiwakkal. 

Senin (31/1) lalu, sebanyak 15 orang manusia perahu diamankan personel TNI Angkatan Laut, Pos Tanjung Batu, untuk merapat ke perairan Tanjung Batu. Belasan manusia perahu tersebut ditemukan di Pulau Rabu-Rabu, pulau yang tak berpenghuni di Kecamatan Pulau Derawan. 

Dari pantauan Berau Post, 15 manusia perahu itu terdiri dari empat orang dewasa, tiga remaja, dan delapan anak-anak dengan kisaran usia 1-12 tahun. Keluarga manusia perahu tersebut, diinformasikan sudah berada di Pulau Rabu-Rabu sejak dua bulan lalu. 

Komandan TNI AL Pos Tanjung Batu, Letda Laut (P) Heri, mengatakan, keberadaan manusia perahu tersebut pertama kali diketahui oleh nelayan sekitar Tanjung Batu, yang melihat aktivitas nelayan asing di perairan Rabu-Rabu, pada Senin (31/1) lalu. Mendapat informasi itu, dirinya langsung berkoordinasi dengan markas TNI AL di Balikpapan, sekaligus mengajak jajarannya melakukan patroli di Pulau Rabu-Rabu.  

“Ternyata manusia perahu ini sudah membuat pondok di Pulau Rabu-Rabu,” ujarnya ketika ditemui di Tanjung Batu kemarin (1/2).

Dalam patroli tersebut, pihaknya turut mengajak seorang warga Tanjung Batu sebagai penerjemah. Sebab manusia perahu hanya bisa berhasa Bajau, tidak bisa berbahasa Indonesia. 

Setelah menemukan manusia perahu dan menggiringnya ke perairan Tanjung Batu, pihaknya kemudian berkoordinasi dengan jajaran Muspika Kecamatan Pulau Derawan serta Imigrasi Kelas III Tanjung Redeb. “Jadi mereka didata dulu oleh Imigrasi,” imbuhnya.

Hasil koordinasi dengan Muspika Pulau Derawan serta Imigrasi, keluarga manusia perahu tersebut dianggap hanya terdampar, sehingga akan dipulangkan kembali ke kampung halamannya, di perairan Semporna, Malaysia. 

Namun, pemulangan tidak dilakukan dengan mengantar sampai ke tempat tujuan, tapi hanya dikawal menuju perairan perbatasan, dan melakukan penjagaan agar mereka tidak kembali masuk ke perairan Indonesia. 

Sebab, pihaknya juga khawatir melihat kondisi perahu yang ditumpangi manusia perahu tersebut. “Karena perahu yang mereka gunakan kondisinya juga kurang layak, sehingga dapat membahayakan mereka juga. Makanya kita akan antar sampai perbatasan,” tambah dia.

Ditambahkan seorang warga Tanjung Batu Asmin Aswat, menyebut bahwa keberadaan manusia perahu memang sudah tidak asing bagi mereka. Manusia perahu memang kerap singgah di beberapa pulau di pesisir Berau, untuk menjual ikan hasil tangkapan dan ditukar dengan kebutuhan pokok. “Kadang memang ada waktunya mereka datang. Mereka datang kadang dalam jumlah banyak karena satu keluarga,” singkatnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Tanjung Redeb, Misnan, menyebut keberadaan manusia perahu bukanlah pelanggaran keimigrasian. Hanya karena terdampar. “Jadi rencana besok pagi (hari ini, red) para manusia perahu ini akan dikawal ke wilayah perbatasan yang aman untuk mereka pergi,” jelasnya. (aky/udi)