TANJUNG REDEB – Tiga Warga Negara Asing (WNA) asal India, ditolak untuk melakukan vaksinasi di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau kemarin (2/2). Hal itu membuat ketiga WNA tersebut kecewa. Karena selain untuk menekan potensi penularan Covid-19, tiga WNA yang bekerja di salah satu perusahaan tambang batu bara itu juga sudah mengantre cukup lama untuk mendapatkan vaksin. “Jelas kecewa, karena kami sudah antre untuk divaksin,” kata salah seorang WNA India, setelah mengetahui dirinya dan rekannya tidak bisa mengikuti vaksinasi di Dinkes Berau.

Mengenai penolakan pemberian vaksin bagi tiga WNA India tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Berau Iswahyudi menjelaskan, ketiganya tidak bisa divaksin karena tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Berau. Selain itu, ketika melakukan verifikasi data untuk ketiga WNA tersebut melalui sistem Primary Care, data ketiga WNA tersebut juga tidak bisa terinput.

Dijelaskan, untuk pelayanan vaksinasi, selain berdasar NIK di KTP, juga bisa menggunakan identitas diri perwakilan negara asing (PNA) atau organisasi internasional. 

“Orang asing tidak bisa ikut vaksin program,” katanya.

Namun, lanjut Iswahyudi, ketiga WNA tersebut tetap bisa mendapatkan vaksin yang disediakan klinik swasta.  Ia mengatakan, estimasi biaya untuk mendapatkan vaksin di klinik swasta berkisar Rp 700 hingga Rp 1 juta, untuk dua dosis vaksinasi jenis Sinovac.

Iswahyudi melanjutkan, meskipun ada sedikit ketegangan, ketiga WNA tersebut akhirnya memahami bahwa mereka tidak bisa mengikuti vaksinasi di Dinas Kesehatan. Sehingga masalah tidak menjadi panjang. Dan akhirnya WNA itu dipersilahkan untuk vaksinasi di salah satu klinik di Tanjung Redeb.

“Ada (klinik, red) yang bisa vaksinasi, harganya ya cukup mahal,” tuturnya.

Terkait vaksinasi di Berau, Iswahyudi menyebut saat ini sudah menembus angka 80 persen, untuk masyarakat umum. Dan untuk anak usia 6-11 tahun baru mencapai 38,03 persen atau 9.896 anak.

“Kita belum bisa menerapkan sistem vaksinasi untuk WNA. Karena belum masuk programnya. Kita masih fokus ke warga Berau dulu, dan juga vaksinasi anak,” tambahnya.

Diketahui, Dinkes menargetkan akhir Februari nanti, sebanyak 33 ribu pelajar SD usia 6 hingga 11 tahun akan divaksinasi. Target ini dikarenakan, pada April nanti akan dilaksanakan vaksinasi campak untuk anak-anak. Sehingga waktunya tidak berdekatan. (hmd/udi)