TANJUNG REDEB - Sebanyak 3 dari 21 orang wisatawan asal Balikpapan yang berada di Kepulauan Maratua, dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan hasil swab antigen.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau Iswahyudi, dirinya belum mengetahui kapan wisatawan yang berjumlah 21 orang itu datang ke Berau. Namun menurut informasi yang dia dapat, saat rombongan tersebut melakukan tes antigen, tiga orang dinyatakan positif.
“Mereka belum PCR. Tapi kita suruh PCR buat memastikan kondisinya,” katanya saat dikonfirmasi kemarin (6/2).
Ia melanjutkan, pihak Dinkes sudah berkoordinasi dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Maratua, untuk terus melakukan pemantauan terhadap 21 orang wisatawan tersebut. Dari informasi yang beredar, dari 21 orang tersebut, 3 di antaranya adalah masyarakat lokal yang menjadi pemandu wisata.
“Kita juga koordinasikan dengan Dinkes Balikpapan, karena yang terkonfirmasi ini warga Balikpapan,” tuturnya kepada Berau Post.
Mengenai kondisi ketiga pasien tersebut, Iswahyudi menyebut ketiganya menunjukkan gejala flu. Namun terus dilakukan pemantauan oleh tenaga kesehatan di Maratua. “Jika memang memungkinkan, kita akan bawa ke Tanjung Redeb,” katanya.
Hingga kini, kasus terkonfirmasi di Berau mencapai 15 kasus, terdiri dari pelaku perjalanan dan juga tranmisi lokal. Iswahyudi mengatakan, sebenarnya masyarakat Berau sudah patuh akan prokes. Hal ini dibuktikan dengan selama beberapa pekan, Berau tidak memiliki kasus terkonfirmasi Covid-19. Namun di satu sisi, Berau jebol dari sisi pelaku perjalanan.
“Susah juga mau ditutup bandara, tentu akan berpengaruh ke perekonomian. Makanya, kembali ke kesadaran masing-masing,” tambahnya.
Ia mengatakan, kasus tranmisi lokal yang terjadi saat ini karena kontak erat dari pelaku perjalanan yang tidak melakukan isolasi mandiri. Serta tidak melakukan swab antigen untuk memastikan diri, apakah aman atau tidak sehabis melakukan perjalanan. Hal inilah yang susah untuk dicegah, dan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Dinkes.
“Kita tidak mungkin pantau 24 jam aktivitas masyarakat. Kita sudah beri imabuan, tapi kenyataannya masih banyak yang melanggar,” ungkapnya.
Dijelaskannya, bukan hanya Berau yang bagaikan memakan buah simalakama, tapi seluruh daerah. Pasalnya melarang arus keberangkatan tentu tidak bisa dilakukan. Apalagi sampai menutup bandara. Sedangkan saat ini Bumi Batiwakkal masih ‘terseok-seok’ dalam memulihkan perekonomian.
“Kita serba salah. Mau ditutup tidak mungkin. Karena arus keluar masuk mengalami peningkatan. Sedangkan kasus di kota-kota besar juga terus bertambah,” tutupnya.
Sementara itu, Camat Maratua Ariyanto, mengaku sudah mendapat informasi dari Pimpinan PKM Maratua mengenai 3 wisatawan asal Balikpapan yang terkonfirmasi Covid-19. Dikatakannya, ketiganya sore kemarin, telah dibawa ke Tanjung Redeb untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
"Informasinya baru dua hari mereka di Maratua," katanya melalui sambungan telepon kemarin.
Diungkapkan, petugas dari PKM Maratua, sudah melakukan tracing kepada pegawai tempat wisatawan tersebut menginap. Guna menghindari terjadinya tranmisi lokal di Maratua. "Kami juga takut, makanya (penginapannya, red) langsung ditutup untuk tamu lainnya," jelasnya.(hmd/udi)