TANJUNG REDEB – Menanggapi adanya wisatawan asal Balikpapan yang terkonfirmasi Covid-19 di Maratua, Ketua DPRD Berau, Madri Pani, meminta agar petugas memperketat pemeriksaan terhadap pendatang atau wisatawan yang masuk melalui Bandara Kalimarau.

Ia menegaskan, meskipun saat ini Berau tidak bisa melakukan penutupan bandara, namun setidaknya bisa meningkatkan sistem pengawasan khususnya di bandara. Pasalnya, dengan penjagaan ketat di bandara, bisa meminimalisasi penularan di masyarakat. “Kita minta diperketat pengawasannya,” ujarnya.

Ia menilai, dengan diperketatnya jalur masuk ke Berau, bisa mencegah masuknya Covid-19 yang dibawa pelaku perjalanan. Selain itu, tracing juga bisa dilakukan sesegera mungkin sebelum meluas ke masyarakat lainnya. Diakuinya, saat ini klaster terbanyak di Berau yakni berasal dari pelaku perjalanan, sehingga menyebabkan transmisi lokal.

“Kita tidak tahu ini, apakah wisatawan itu terpapar di Maratua, atau dari Balikpapan. Tetapi saya berharap agar ditracing,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau, Samsiah Nawir mengatakan, adanya kasus 3 orang wisatawan di Pulau Maratua yang terkonfirmasi Covid-19 merupakan tantangan bagi pemerintah selaku pengambil kebijakan, pihak swasta selaku pengelola dan pelaku usaha, dan juga masyarakat. Ia mengharapkan, peran aktif ketiganya dalam pencegahan bertambahnya kasus positif dan mampu menekan perkembangan angka terkonfirmasi.

“Hingga hari ini ada 18 orang di beberapa titik yang terkonfirmasi. Apalagi saat ini adanya varian baru, omicron. Jadi perlu peningkatan pengawasan juga,” ucapnya.

Dia juga berharap hal ini bisa ditindaklanjuti oleh pihak Bandara agar memperketat pemeriksaan dan pintu-pintu masuk ke Kabupaten Berau. Sehingga pengendalian kasus dan pemulihan perekonomian lewat sektor pariwisata bisa terus berjalan seiringan. "Perketat prokes di pintu-pintu masuk destinasi, pastikan wisatawan memiliki aplikasi peduli lindungi dan pastikan sudah mendapatkan vaksin kedua. Juga mendapatkan bukti antigen negatif, jelasnya.

Lebih lanjut Samsiah mengatakan, tim Disbudpar juga berencana ke Pulau Maratua untuk melakukan sosialisasi rencana kunjungan menteri dan sosialisasi program Jadesta. Pihaknya juga akan menyosialisasikan kepada empat Kelompok sadar wisata yang ada di empat kampung tentang pentingnya disiplin protokol kesehatan, menjalankan program CHSE dan memiliki aplikasi peduli lindungi.

“Harapan kami kesadaran yang tinggi dengan mengontrol dan mencegah berkembangnya kasus positif. Ini tentu akan menjadi pertimbangan penting wisatawan untuk berkunjung ke destinasi favorit yang sudah ditetapkan di Kemenparekraf sebagai bagian dari destinasi prioritas baru,” ucapnya.

Ia melanjutkan, dengan adanya wisatawan yang terkonfirmasi Covid-19 di Maratua, pihaknya berharap sektor pariwisata yang baru bangkit ini jangan sampai kembali terpuruk. "Untuk bangkit sampai titik ini perjuangannya tidak mudah. Selama dua tahun belakangan ini pariwisata sangat terganggu dengan adanya aturan ketat," jelasnya. “Kita banyak belajar dari strategi pengendalian kasus Covid-19, apalagi saat ini kesadaran masyarakat kita bisa dibilang cukup tinggi baik tentang prokes maupun vaksin,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Iswahyudi mengatakan, saat ini wisatawan asal Balikpapan yang terkonfirmasi Covid-19 di Maratua bertambah 4 orang. Sedangkan untuk lainnya masih melakukan isolasi mandiri di salah satu hotel di Tanjung Redeb.

“Hari ini (kemarin, Red) ada tambahan 6 kasus. Empat dari wisatawan, satu pelaku perjalanan, dan satu lagi transmisi lokal,” ujarnya, kemarin.

Selain mendapat tambahan 6 pasien, terdapat 3 pasien yang dinyatakan sembuh. Sehingga total pasien terkonfirmasi saat ini sebanyak 18 orang yang menjalani isolasi mandiri. “Total kasus saat ini sudah mencapai 13.251, pasien sembuh 12.823 kasus, sedangkan pasien meninggal dunia mencapai 410 kasus,” pungkasnya. (hmd/har)