TANJUNG REDEB - Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau merilis tambahan 12 kasus terkonfirmasi Covid-19, kemarin (11/2). Dengan adanya tambahan ini, membuat kasus aktif bertambah menjadi 61 kasus.

Kepala Dinkes Berau, Iswahyudi menuturkan, saat ini klaster terbanyak didominasi pelaku perjalanan dan transmisi lokal. Dikatakannya, dalam tiga hari terakhir, lonjakan kasus cukup signifikan. Bahkan naik seratus persen. "Rata-rata pelaku perjalanan,” ucapnya.

Meningkatnya kasus aktif ini membuat 7 kecamatan kembali berstatus zona kuning. Kasus terbanyak terdapat di Kecamatan Tanjung Redeb dengan total 28 kasus. Disusul Maratua 11 kasus, dan terendah Kecamatan Talisayan dengan hanya sat kasus terkonfirmasi. “Enam kecamatan lainnya masih zona hijau,” paparnya.

Sementara status Kabupaten Berau di tingkat Provinsi Kaltim sendiri, jika pada Kamis (10/2) masih zona oranye, saat ini sudah masuk zona merah. Menurut Iswahyudi, tidak menutup kemungkinan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 bisa kembali diberlakukan di Bumi Batiwakkal. “Saat ini kita masih PPKM level 2,” ucapnya.

Untuk mencegah bertambahnya kasus aktif, tidak ada langkah yang bisa diambil pihak Dinkes. Pasalnya untuk menutup akses keluar masuk orang di Kabupaten Berau, hal yang tidak mungkin dilakukan. Dimana, Berau saat ini tengah berjuang memulihkan ekonomi. “Serba salah, menutup jalur masuk juga tidak bisa dilakukan,” lanjut Iswahyudi.

Meskipun program vaksin yang terdata di Dinkes sudah mencapai 90 persen lebih, namun Iswahyudi menegaskan, tidak ada jaminan seseorang kebal serangan Covid-19. “Tergantung pada prokes mereka,” katanya.

Lebih lanjut, ia menerangkan saat ini klaster perjalanan dan tranmisi lokal masih menjadi momok yang menakutkan. Belum ada cara yang bisa dilakukan oleh Dinkes, untuk menekan hal tersebut. Pasalnya, semua itu kembali kepada kesadaran masyarakat usai melaksanakan perjalanan keluar daerah.

“Tidak bisa juga ditekan, karena kita tidak melakukan pemantauan 24 jam,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Iswahyudi menerangkan saat ini pelaku perjalanan dan tranmisi lokal masih menjadi penyumbang terbesar penularan Covid-19 di Berau.

Pasien yang terkonfirmasi tersebut, hanya satu orang yang tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, karena memiliki riwayat komorbid. “Kami berharap, ini bisa ditekan, agar penularan bisa teratasi dan tidak menyebar kemana-mana,”pungkasnya.(hmd/har)