DERAWAN –Peningkatan akses jalan menuju Kecamatan Pulau Derawan akan segera dilakukan. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, Taupan Madjid.

Dijelaskannya, peningkatan ruas jalan dilakukan tepatnya di kilometer 8 Kampung Tanjung Batu. Ruas tersebut merupakan jalan nasional. Sehingga penanganan sepenuhnya dilakukan Pemerintah Pusat. Dengan anggaran yang sudah disiapkan sebesar Rp 22 miliar.

“Sudah ada anggarannya, tinggal dilakukan perencanaan untuk peningkatan jalan tersebut,” jelasnya.

Mantan Kepala Dinas Perhubungan Kalimantan Utara ini melanjutkan, pihaknya telah menghubungi kontraktor untuk melakukan rapat pembahasan penanganan banjir. Di mana anggaran sebesar Rp 22 miliar tersebut, prioritasnya penanganan jalan yang banjir termasuk membangun pelengkapnya seperti gorong-gorong dan drainase.

“Pada saat banjir kemarin kami langsung berkoordinasi dengan balai jalan. Ini akan langsung ditangani,” tuturnya.

Selain peningkatan jalan yang sudah ada, pihaknya berencana kembali membangun jalan alternatif menuju Tanjung Batu. Diakuinya jalan yang nantinya dibangun akan memotong, sehingga membuat perjalanan menjadi lebih singkat.

“Nanti akan menghubungkan dari kampung-kampung, supaya jalan akan lebih singkat jika dibanding dengan jalan yang ada saat ini,” terangnya.

Diberitakan sebelumnya, satu-satunya akses jalan menuju Kampung Tanjung Batu kembali terputus akibat banjir pada Rabu (2/3) lalu tepatnya di KM 8. Setelah sebelumnya jalan tersebut juga sempat dilanda banjir belum lama ini.

Camat Pulau Derawan, Samsuddin menuturkan, selama ini jalan tersebut tidak pernah dilanda banjir. Namun saat ini sudah dua kali terputus akibat banjir di selang waktu yang tidak berjauhan. Ini menyebabkan satu-satunya akses menuju Kampung Tanjung Batu terputus.

"Ya kalau banjir yang besar seperti ini sudah dua kali, hujannya mulai sebelum subuh dan lebat," ucap Samsuddin, Rabu (2/3) lalu.

Lebih lanjut ia menjelaskan, banjir mencapai kedalaman 75 centimeter yang membuat kendaraan tidak bisa melewati genangan tersebut, sehingga harus menunggu ketinggian air berkurang. Dikatakan Samsuddin, jika keadaan tidak hujan maka air bisa surut dengan cepat, namun hujan yang terus terjadi membuat surut lebih lama. Dirinya melakukan pengecekan pada siang pukul 12.00 Wita belum bisa dilalui meski sudah mulai surut.

"Kalau hujan berhenti, surut bisa lebih cepat, karena tidak ada rumah di sekeliling lokasi jadi penyerapan air oleh tanah bisa cepat terjadi," pungkasnya.(hmd/arp)