TANJUNG REDEB – Luruskan isu miring soal adanya warga yang meninggal dunia akibat berdesak-desakan mengantre minyak goreng (migor) di Kecamatan Teluk Bayur, Polres Berau hadirkan Budianto suami Sa (41).
Dalam penjelasannya, Budianto mengatakan bahwa istrinya meninggal akibat memiliki riwayat penyakit Asma, bukan karena berdesak-desakan untuk mendapatkan migor sebagaimana kabar yang beredar beberapa hari ini.
“Kami sangat sedih karena banyak berita yang mengatakan bahwa istri saya meninggal akibat mengantre, padahal itu tidak benar,” katanya, (14/3).
Katanya, sebelum pergi ke minimarket yang tidak jauh dari rumahnya itu Sa memang sudah mengeluhkan sakit di bagian dadanya.
Sesampainya di minimarket yang dimaksud, sakit yang rasakan semakin parah karena itu Sa langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai untuk segera mendapatkan perawatan.
Namun, Sa mengembuskan napas terakhirnya di perjalanan. “Korban hanya menyapa temannya di lokasi dan ternyata nafasnya sesak, meninggalnya pun di jalan bukan di depan minimarket,” jelasnya.
Jika berita tersebut tidak diluruskan, dia khawatir dapat mempengaruhi mental anaknya. Apalagi alasan sebenarnya istrinya keluar rumah adalah sedang mencari sarapan.
“Istri saya memang memiliki riwayat penyakit asma, tidak mungkin dia mau ikut berdesakan apalagi ikut mengantre minyak goreng seperti itu,” ungkapnya.
Dengan ini, Budianto berharap kematian istrinya tidak dikait-kaitkan dengan mengantre minyak goreng lagi.
Sementara Kapolres Berau AKBP Anggoro Wicaksono, kembali mengingatkan agar masyarakat tidak lagi termakan dengan isu yang tidak benar atas hal tersebut.
“Sekali lagi saya meluruskan isu yang terjadi di luar sana soal ada korban yang meninggal dunia akibat mengantre minyak goreng itu tidak benar, karena korban memang sakit dan tidak ada desak-desakan di lokasi pada saat itu,” tandasnya.(aky/sam)