TANJUNG REDEB – Menjelang Ramadan, distribusi bahan bakar minyak (BBM) menjadi perhatian pemerintah kabupaten dan legislatif. Kemarin (31/3), Ketua DPRD Berau, Madri Pani bersama Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi, Sekretariat Kabupaten Berau, Kamaruddin mengunjungi Jobber Pertamina di Kampung Samburakat, Kecamatan Gunung Tabur untuk memastikan kesiapan distribusi berjalan lancar.

Disampaikan Madri Pani, kegiatan ini untuk memastikan kesiapan Jobber dalam mendistribusikan BBM ke SPBU di Bumi Batiwakkal-sebutan Kabupaten Berau. “Kami kesini semata-mata ingin memastikan bagaimana persiapan menjelang Ramadan dan Idulfitri,” tuturnya.

Dirinya juga turut menyampaikan persoalan kekosongan solar di Berau. Serta ingin mengetahui pendistribusian bahan bakar tersebut sudah tepat dan sesuai perencanaan yang ditentukan atau tidak.

Namun, politikus NasDem ini dibuat kecewa. Lantaran pihak Jobber tidak mau memberikan data secara valid, sehingga ia berasumsi ada sesuatu disembunyikan dan menyebabkan terjadinya kelangkaan solar di tengah masyarakat.

“Mereka tidak mau menunjukan data real di lapangan, hanya memberikan data rencana distribusi,” imbuh Madri.

Berdasarkan data perencanaan dan pembagian kuota yang diberikan pihak Jobber. Diketahui pada Maret 2022 kuota solar untuk Kabupaten Berau sesuai dengan perencanaan di Maret 1.080 ton dan untuk Bulungan 1.568 ton.

“Ini kan sangat disayangkan, terdapat perbedaan yang tidak sedikit, bahkan mencapai raturan ton,” ujarnya.

Padahal menurutnya, yang harusnya diprioritaskan dalam pemenuhan kuota tersebut adalah Kabupaten Berau terlebih dahulu. Karena ruang lingkup yang lebih besar dan jumlah tempat pengisian BBM yang lebih banyak dari Kabupeten Bulungan.

Karena itu, pihaknya akan memanggil penanggung jawab dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk memberikan klarifikasi serta menyerahkan data yang diminta secara lengkap.

“Yang dipertanyakan ini mengapa jumlah rencana distribusi ke Bulungan jauh lebih besar daripada Berau. Sementara masyarakat Berau sulit mendapatkan BBM solar," katanya.

"Kalaupun ada, harus mengantre panjang. Saya duga ini ada permainan dari pihak jobber, menyalahgunakan wewenang atau seperti apa,” pungkasnya.

Sementara itu, perwakilan Pertamina untuk Jobber Berau, Agung yang menemui rombongan tak bisa memberikan keterangan.(hmd/arp)