TANJUNG REDEB - Selama pandemi Covid-19, neraca perdagangan di Kabupaten Berau mengalami peningkatan pada 2021 lalu. Sektor pertambangan dan perkebunan sawit tercatat menjadi penyumbang tertinggi pada ekspor neto dari data laju pertumbuhan dan nilai produk domestik regional bruto (PDRB) menurut pengeluaran.
Seperti diketahui, pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian global termasuk Indonesia. Meskipun begitu, berbagai aktivitas ekonomi dapat dilakukan oleh masyakarat maupun perusahaan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Pada akhirnya, kinerja perekonomian menunjukkan perbaikan termasuk di Kabupaten Berau.
Menurut data dari Badan Pusat Statistika (BPS) Berau, ekonomi Kabupaten Berau tahun 2021 tumbuh sebesar 5,36 persen. Data tersebut lebih tinggi dibanding capaian tahun 2020 yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,32 persen. Ekspor neto merupakan komponen pengeluaran yang memiliki pertumbuhan tertinggi pada tahun 2021, yaitu sebesar 8,11 persen.
Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Berau, Lita Januarti Hakim menjelaskan, ada enam komponen pembentuk laju pertumbuhan dan PDRB pengeluaran daerah. Di antaranya Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) seperti Ormas, LSM, organisasi profesi, dan organisasi keagamaan.
"Selain itu ada Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Pembentuk Modal Tetap Bruto, Perubahan Inventori, dan Ekspor Neto," ujarnya, Jumat (1/4) lalu.
Di antara keenam komponen itu, Ekspor Neto yang memberikan kontribusi dan laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2021. Di mana ekspor Neto merupakan selisih antara jumlah pengadaan kegiatan ekspor (ekspor bruto) dan jumlah pengadaan kegiatan impor di suatu daerah.
"Data BPS menunjukkan terjadi peningkatan besar pada kegiatan ekspor di Kabupaten Berau," katanya.
Pertumbuhan ekspor neto selama tahun 2021 yang mencapai hingga sebesar 8,11 persen, itu tidak terlepas dari peningkatan aktivitas pada sektor-sektor ekonomi yang menghasilkan komoditas produk ekspor. Seperti lapangan usaha pertambangan dan penggalian, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan.
"Tumbuhnya kegiatan ekspor di Berau tahun lalu didominasi ekspor batubara dan Crude Palm Oil (CPO). Nilainya lebih tinggi ketimbang dari impor bahan pokok," terangnya.
Begitu pula dengan komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT), komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga non-Profit Rumah Tangga (PK-LNPRT) dan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh positif dengan masing-masing sebesar 1,54 persen, 1,89 persen dan 0,11 persen.
"Sementara, komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) masih mengalami kontraksi ekonomi pada tahun 2021, yakni sebesar 3,17 persen," terangnya.
Adapun struktur PDRB Kabupaten Berau atas dasar harga berlaku menurut pengeluaran tahun 2021, tidak menunjukkan perubahan berarti. Kendati demikian, perekonomian Kabupaten Berau masih didominasi oleh komponen ekspor neto yang mencakup lebih dari separuh PDRB Kabupaten Berau yaitu sebesar 64,98 persen.
"Peran besar dari kegiatan ekspor menunjukkan neraca perdagangan di Kabupaten Berau berada pada nilai positif," ucapnya.
Itu juga dikarenakan produk ekonomi yang memberikan nilai tambah terbesar dalam perekonomian Kabupaten Berau merupakan produk ekspor. Artinya terjadi surplus perdagangan jika nilai ekspor lebih tinggi dari impor. Selain itu, semakin meningkatnya kebutuhan baik untuk rumah tangga, pemerintah maupun swasta menyebabkan semakin meningkat dan beraneka ragam barang dan jasa yang masuk ke Kabupaten Berau (impor).
"Jika melihat kondisi tahun 2020, di mana pandemi Covid-19 merajalela, komponen Ekspor Neto mengalami kontraksi sebesar -3,72 persen. Hal ini disertai penurunan perekonomian Kabupaten Berau yang mengalami kontraksi signifikan sebesar -3,32 persen," bebernya.
Lanjutnya, bersumber dari komponen pembentuknya yang hampir semuanya memberikan andil negatif, kecuali pada komponen perubahan inventori yang tumbuh positif. Sebaliknya, perekonomian yang tumbuh sebesar 5,63 persen pada tahun 2019 (sebelum pandemi) juga disumbangkan oleh pertumbuhan positif dari lima komponen dan hanya komponen perubahan inventori memberikan andil negatif.
"Salah satunya disumbang oleh ekspor neto yang tumbuh sekira 7,64 persen pada tahun yang sama," tutupnya.(mar/arp)