TANJUNG REDEB – Rencana Pemkab Berau mendatangkan minyak goreng (Migor) curah dari Bontang, terancam batal. Pasalnya produsen asal Bontang  belum menyalurkan migor tersebut akibat stok yang terbatas.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Diskoprindag Berau, Salim. Ia yang dikonfirmasi pada Sabtu (2/4) menuturkan, ia baru mendapatkan informasi tersebut pada Kamis (30/3) lalu. Setelah mendapat kabar tersebut, ia meminta kepada pihak produsen di Bontang agar memberikan klarifikasi.

“Saya minta suratnya, jika memang dari pusat juga kekurangan,” ujarnya.

Dikatakannya, Pemkab Berau sudah dua kali bertandang ke Bontang untuk mengurus soal migor curah tersebut. Bahkan dari pihak produsen yang di Bontang menawarkan diri untuk membantu persoalan migor curah asalkan Berau menyiapkan agen dan tangki penyimpanan. Semua kebutuhan itu diakui Salim telah disiapkan. Namun berjalannya waktu, Migor curah yang harusnya datang pada Rabu (29/3) tidak kunjung datang hingga hari ini. “Kami sudah menghubungi, saya beri batas waktu hingga Senin (4/4) untuk isi suratnya,” tegasnya.

Dijelaskan Salim, Wakil Bupati Berau, Gamalis telah koordinasi dengan Wakil Walikota Bontang mengenai masalah migor curah ini dan telah sepakat. Ia mengaku kecewa dengan sistem yang diterapkan oleh produsen asal Bontang tersebut. Terlebih Pemkab Berau telah berjanji kepada masyarakat Berau untuk mengatasi kelangkaan migor, akan mendatangkan minyak goreng curah.

“Pelaku UMKM telah mengumpulkan uang mereka, bahkan sudah mencapai Rp 400 juta,” jelasnya.

Disisi lain, Salim mengatakan, pada hari yang sama yakni Senin, kemungkinan akan datang lagi sembilan kontainer dengan jumlah satu kontainernya 1.500 dos. Salim mengklaim bahwa dengan datangnya minyak goreng ini bisa menhatasi kesulitan warga mendapatkan minyak goreng. “Saya yakin dengan jumlah begitu banyak, warga tidak kesulitan lagi mendapatkan minyak goreng,” pungkasnya. (hmd)