TANJUNG REDEB - Turap Tepian Ahamd Yani yang ditabrak kapal Damai Sejahtera 5, pada Januari lalu hingga kini belum dilakukan perbaikan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, Taupan Madjid menyebut, perusahaan yang bertanggung jawab dalam perbaikan turap tersebut baru sebatas melakukan pembelian material.

Diakuinya, pihaknya juga menginginkan perbaikan turap harus secepatnya diselesaikan, mengingat di lokasi tersebut juga ada Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menggantugkan hidupnya.

“Ya maunya kita sih cepat, tapi kalau sampai sekarang belum ada progres nanti akan kita tegur perusahaan yang bertanggung jawab,” tegasnya.

Lebih lanjut Taupan menjelaskan, pihaknya hanya bertugas sebagai pengontrol dan mengawasi kinerja perbaikan turap yang dilakukan oleh perusahaan pemilik kapal. Disebutnya, sesuai perjanjian hitam di atas putih yang sudah disepakati, 100 persen tanggung jawab perbaikan berada di pihak perusahaan dan pengerjaan diawasi oleh DPUPR.

“Mereka sudah ada perjanjian hitam di atas putih yang disertai dengan materai,” ucapnya.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, penyebab hingga kini turap tak kunjung dilakukan perbaikan karena sulitnya mencari kontraktor yang sanggup mengerjakan perbaikan turap dengan anggaran yang kecil. Dirinya memprediksi anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan turap sebesar Rp 100 juta per meter dengan panjang yang harus diperbaiki sekira 10 meter.

“Tapi biaya tergantung dengan tingkat kerusakannnya apakah itu diamankan kiri kanannya. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan sekira Rp 1 miliar, angka tersebut cukup kecil untuk mendatangkan kontraktor beserta alat yang dibutuhkan. Berbeda jika mengerjakan paket besar,” jelasnya.

Ia menambahkan, beberapa waktu lalu tim ahli telah memberikan rekomendasi perbaikan. Pihaknya pun meminta kualitas turap yang baru minimal sama dengan turap yang sebelumnya. Dia mengingatkan jangan sampai kualitas pekerjaan di bawah turap yang sekarang.

"Kita menghindari turap berumur pendek. Jangan sampai baru selesai diperbaiki justru malah rusak duluan," jelasnya. “Makanya kita tetap evaluasi dan lakukan pengawasan," imbuhnya. (hmd/har)