TANJUNG REDEB – Rencana perbaikan Jembatan Sambaliung, menuai pro dan kontra di masyarakat. Pasalnya, perbaikan yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini, akan membuat akses darat satu-satunya tersebut ditutup total.

Seperti disampaikan Oleng, seorang pedagang sayuran yang mengaku tidak setuju dengan adanya penutupan total Jembatan Sambaliung. Karena menurutnya, penutupan total sangat menganggu aktivitas masyarakat, khususnya dirinya dalam mengangkut sayuran. “Katanya jalan alternatif nanti kita harus lewat Limunjan. Kita harus berputar-putar untuk menuju Tanjung Redeb,” ujarnya saat ditemui awak media kemarin.

Sebagai masyarakat, dirinya juga mempertanyakan penggunaan jasa penyeberangan menggunakan LCT yang menghubungkan akses di jalur alternatif.

“Jangan sampai biaya menyebrang dibebankan kepada masyarakat juga, sungguh kasihan kita yang hanya penjual kecil, hanya mengambil untung tidak seberapa, tapi harus menambah pengeluaran untuk menyeberang,” tegas dia.

Makanya, dirinya berharap Pemkab Berau bisa mengkaji ulang rencana pentupan jembatan tersebut, karena dianggapnya lebih banyak menyusahkan masyarakat.

Tapi di sisi lain, dirinya sangat mendukung rencana perbaikan jembatan yang sudah tua tersebut. “Kita dukung perbaikan jembatan, tetapi tidak dengan penutupannya,” jelasnya. “Apakah tidak ada alternatif lain selain pentupan?” tanyanya.

Sementara, Sudirman, warga Sambaliung, justru sepakat dengan kebijakan pemerintan menutup jembatan. “Karena jika hanya ditambal-sulam, maka jembatan akan terus rusak. Semoga saja dengan adanya perbaikan total ini bisa lebih memperumudah masyarakat untuk melintas,” jelasnya.

Terkait penutupan jembatan menurutnya, Pemkab Berau sudah mencari jalan alternatif untuk masyarakat. Hanya saja, dirinya juga menekankan jangan sampai ada pungutan biaya saat melakukan penyebrangan. “Tidak apa-apa kita melewati jalan alternatif untuk beberapa bulan, tetapi saya minta jangan sampai ada pungutan biaya. Itu yang membuat beban masyarakat,” pungkasnya.

Sebelumnya, terkait perbaikan Jembatan Sambaliung, Ketua Komisi III DPRD Berau Saga meminta Pemkab Berau melakukan pembahasan lebih lanjut, agar aktivitas masyarakat tidak terganggu. “Harus ada pembahasan yang matang seperti apa sebelum jembatan tersebut diperbaiki. Apakah kita memakai LCT, seperti yang pernah terjadi di Kutai Kartanegara atau seperti apa?” ujar Saga.

Tidak dimungkirinya, bahwa perbaikan jembatan itu juga sangat perlu diakukan. Tetapi, jika memang jembatan akan diperbaiki, maka sesegara mungkin dipastikan jalan alternatif yang bisa dilintasi kendaraan bermotor hingga kendaraan besar. “Jalan alternatif menurut saya harus segera ditentukan dalam waktu dekat ini, sehingga jika perbaikan dilakukan maka kita sudah tahu jalan mana yang akan dilalui oleh masyarakat jika ingin ke Kecamatan Sambaliung dan lima kecamatan lainnya,” katanya.

Yang penting menurutnya, adalah kendaraan yang mengangkut sembako dan kebutuhan bahan makanan. Jangan sampai, karena ada hambatan yang terjadi akibat jembatan diperbaiki, mengakibatkan harga sembako di pesisir mengalami kenaikan. “Jangan sampai ada oknum yang mengambil kesempatan untuk menaikan harga saat jembatan diperbaiki, jadi saya juga meminta kepada Pemkab Berau untuk mengawal hal ini,” tegasnya.(aky/udi)