TANJUNG REDEB - Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Transportasi Udara dan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) beberapa waktu lalu mengunjungi Kabupaten Berau. Kedatangan mereka untuk memaparkan potensi kemungkinan pembangunan bandar udara perairan (waterbase) dan operasional pesawat terbang laut atau apung (seaplane) di perairan Bumi Batiwakkal.

Kepala Puslitbang Transportasi Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Capten Novyanto Widadi menuturkan, kehadiran dirinya bersama rombongan untuk menjelaskan proyek yang nantinya diharapkan bisa mendongkrak pariwisata di Bumi Batiwakkal, khususnya wisata perairan.

"Ini kunjungan awal untuk melihat dan menganalisis potensinya," ucapnya Jumat (20/5) malam.

Dirinya menjelaskan, untuk membangun sebuah lintasan waterbase seaplane yang nantinya akan dijadikan lokasi penerbangan dan pendaratan pesawat amfibi itu harus memenuhi beberapa unsur. Diantaranya adalah bebas dari sampah laut dan bebas dari aktivitas nelayan di sekita areanya. "Ketinggian ombak dan arah angin menjadi faktor pertimbangan. Terlebih harus bersih dari Debris (sampah laut)," sambungnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, area yang dipergunakan untuk wilayah penerbangan dan pendaratan di atas air adalah minimal luas 1 kilometer persegi. Selain itu, pasang surut juga menjadi faktor yang dipertimbangkan untuk membangun waterbase. "Pasang surut juga harus diperhatikan, selain untuk menjaga karang tidak rusak juga bagian bawah pesawat amfibi tidak rusak," katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau, Masrani menjelaskan, dirinya optimistis waterbase seaplane dapat dibangun di beberapa wilayah di Berau. Diantaranya adalah sisi selatan Pulau Maratua di perairan Kampung Bohesilian dan Kampung Teluk Alulu.

"Kami optimistis, nelayan juga bisa bekerja sama untuk ini. Terlebih potensi perputaran ekonomi akan meningkat," sambungnya.

Selain itu, wilayah pesisir Berau yang mungkin dibuka menjadi landasan waterbase seaplane adalah wilayah sekitar Kampung Teluk Sulaiman. Akan tetapi, mungkin akan sedikit terkendala dengan adanya bagan milik masyarakat di lokasi tersebut. Dirinya juga optimistis pendanaan dapat berasal dari lintas sektor. Pasalnya, daerah pariwisata Maratua dan Derawan masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

"Kita bisa dapat dukungan Kemenhub, Kemenpar hingga Bappenas. Karena Maratua dan Derawan masuk KSPN," pungkasnya. (hmd/har)