INDONESIA saat ini berada dalam fase pemulihan yang paling kritis. Bukan dalam hal pertumbuhan ekonomi, politik, atau permasalahan lainnya. Namun Indonesia masih dalam fase berjuang untuk melawan penyebaran virus corona. Pandemi Covid-19 telah memberikan banyak kerugian baik material maupun non-material, adanya pandemi ini memberikan banyak kesulitan bagi seluruh pihak, baik itu pemerintah, masyarakat, dan penggiat kesehatan.
Setelah mengalami masa sulit kurang lebih dua tahun, pada tahun ini Indonesia mengalami pengurangan jumlah kematian akibat Covid-19. Tentu saja hal ini merupakan kemajuan yang baik dan patut dipertahankan.
Namun baru-baru ini banyak bermunculan varian dari subvarian baru virus corona yang dapat mengancam siapa saja. Salah satu varian yang paling membekas bagi masyarakat adalah Delta, yang menyebabkan banyak korban meninggal dunia dan virus Omicron jenis ini sangat mudah menular. Oleh sebab itu, masyarakat dihimbau agar tetap menjaga protocol kesehatan dan mengikuti anjuran dari pemerintah agar terhindar dari paparan virus.
Lalu pertanyaannya, mengapa varian-varian virus corona terus muncul? Apakah tidak ada cara untuk menghambat kemunculannya? Menurut Dokter dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Adria Rusli, munculnya varian baru virus corona disebabkan oleh virus yang mencoba untuk bertahan hidup sebagai bentuk kebutuhannya sebagai makhluk hidup layaknya manusia. Virus juga dapat beradaptasi dengan lingkungan dan manusia sebagai inangnya. Mutasi virus inilah yang memberikan pengaruh besar terhadap munculnya varian baru dari virus corona. Sifat virus yang tidak dapat bertahan hidup tanpa inang membuatnya terus menyesuaikan diri dengan kondisi manusia yang ia hadapi. Manusia merupakan faktor terbesar dalam berkembangnya varian virus corona. Apabila kita ingin menghambat kemunculannya maka kita juga harus membentengi diri dengan menjaga imunitas serta daya tahan tubuh.
Manusia cenderung meremehkan hal kecil yang menurutnya tidak akan berpengaruh pada kesehatan tubuh. Nyatanya untuk dapat menciptakan perubahan, harus dimulai dari diri sendiri. Apabila manusia berperilaku seenaknya, seperti tidak menjaga kebersihan, hanya mau melakukan vaksin satu dosis, dan tidak meminum obat yang dianjurkan, maka antibody dalam tubuh tidak akan terbentuk dengan sempurna. Kondisi inilah yang membuat virus sangat mudah bermutasi dan berkembang di dalam tubuh. Inilah yang menyebabkan masyarakat diminta untuk tetap menjaga protocol kesehatan terutama bagi yang pernah dan sedang terpapar virus corona.
Perilaku manusia sangat mempengaruhi perkembangan virus dalam tubuh, misalnya saat pasien tidak meminum obat yang dokter berikan maka virus akan mengerti bahwa tubuh pasien sedang lemah dan mudah untuk diserang. Selain itu, secara tidak langsung vaksinasi Covid-19 juga dapat memengaruhi kemunculan subvarian baru. Bukan membuat varian baru, namun vaksinasi membuat virus yang berkembang semakin lemah. Jadi bukan berarti vaksinasi membuat banyak virus, namun membuat virus semakin lemah. Manusia yang tertular pun akan mengalami gejala ringan atau tidak mengalami gejala sama sekali karena sudah melakukan vaksinasi.
Sepanjang tahun 2022, banyak muncul varian baru Covid-19, seperti varian Omicron BA.2 dan XE pada bulan April, Omicron BA.4 dan BA.5 pada bulan Juni, dan Omicron XBB pada bulan Oktober. Oleh sebab itu, kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai kemungkinan mutasi Covid-19. Adapun langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan Omicron adalah sebagai berikut melakukan vaksinasi lengkap Covid-19 dan booster, rajin mencuci tangan dengan air bersih atau menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol, menggunakan masker terutama di area dengan ventilasi buruk, menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, meningkatkan imun dengan mengonsumsi vitamin, dan mengurangi lingkaran sosial. Selain itu, apabila keluarga atau teman serumah terinfeksi Covid-19, maka kita harus memisahkan lokasi tidur dan kegiatan hingga pasien sembuh, dan segeralah menjalai pemeriksaan Covid-19.
Dalam hal ini, pemerintah juga akan terus ikut serta dalam antisipasi varian baru agar dapat ditangani dengan baik. Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, sebagaia antisipasi terhadap varian baru di masa datang, pemerintah akan terus meningkatkan upaya Whole Genome Sequencing (WGS), melakukan studi epidemiologi sebaran varian, dan memastikan efektivitas alat testing khususnya di pintu-pintu masuk antarnegara. Hal ini diharapkan dapat mendeteksi dan menangani kasus varian baru dengan baik. Pada prinsipnya munculnya varian baru di Indonesia memang tidak bisa dihindarkan. Namun, bisa dicegah penyebarannya dengan menerapkan protokol kesehatan dan pola hidup bersih dan sehat.
Meskipun varian baru terus bermunculan, namun pada dasarnya cara untuk mencegah dan mengobatinya tetap sama dengan jenis virus sebelumnya. Kita memang harus waspada dalam menghadapi varian virus baru, namun bukan berarti kita menjadi panik dan ketakutan. Dibutuhkan kesadaran dan kerja sama segala pihak untuk menuju akhir pandemi Covid-19. Meski saat ini pandemi di Indonesia sudah jauh lebih terkendali, masyarakat tetap dianjurkan untuk waspada terhadap Covid-19, terutama pada varian-varian baru yang mungkin akan memberikan gejala-gelaja berbeda pada tiap individu.
Tetaplah jalankan protokol kesehatan dengan baik, saling mengingatkan dan membantu orang sekitar untuk memerangi pandemi Covid-19, serta menjaga daya tahan tubuh dengan cara menjalani gaya hidup sehat. Kini, kita tidak perlu cemas lagi dengan adanya mutasi virus Covid-19 yang baru. Pahami dan lakukan langkah-langkah pencegahan penularan virus Covid-19 sesuai anjuran yang ada untuk dapat bersama putus rantai penyebaran Covid-19. (arp)